Friday, August 19, 2016

Kembali

Saya tidak menyangka blog yang saya mulai tahun 2013 ini ada yang membaca. Terima kasih sekali sudah mampir. Karena anda semua, saya jadi semangat mau mulai menulis lagi tentang kehidupan saya di Kanada.
Well, harus mulai dari mana ya? Sejak tulisan terakhir tentang Ramadhan di Kanada, saya hampir lupa saya ngapain aja, hahaha..... Ah, sepertinya waktu itu saya mulai sibuk jadi relawan di NGO lokal bernama Regina Immigrant Women Centre, juga dengan pekerjaan online sebagai freelance translator dan data entry. Kemudian pertengahan tahun 2014 saya hamil dan berhenti jadi relawan, tapi masih lanjut sebagai freelancer. Semua kesibukan itu membuat saya tidak lagi ingat untuk berbagi melalui blog ini. Setelah punya anak cowok yang sekarang berumur 19 bulan dan super aktif, saya masih belum kepikiran untuk menulis lagi. Sampai beberapa hari yang lalu ada 2 email dari 2 orang yang mengaku membaca blog ini. Wah, saya jadi malu bercampur senang. Baiklah, mulai sekarang saya akan berusaha meluangkan waktu lagi untuk berbagi kisah tinggal di Kanada. Tunggu yaa.....

Sunday, March 17, 2013

Ramadhan di Kanada

Saya tiba di Kanada 9 hari menjelang Ramadhan tahun 1433H/ 2012. Disaat Pemerintah dan masyarakat Indonesia masih berdebat tentang kapan jatuhnya 1 Ramadhan, disini asosiasi warga muslim provinsi Saskatchewan jauh-jauh hari sudah menyebarkan jadwal Imsakiyah Ramadhan melalui website dan mengumumkan bahwa 1 Ramadhan di Kanada jatuh tanggal 20 Juli 2012.
Seumur hidup baru kali ini saya  menjalankan ibadah puasa di negeri orang. Selain itu, pertama kali juga menjalani puasa setelah menikah. Bagi saya, inilah Ramadhan yang paling berkesan semenjak saya mulai mengenal puasa. Kenapa begitu?

1. Durasi Puasa
Durasi puasa di Indonesia biasanya antara 12 - 14 jam, tergantung siklus terbit dan terbenamnya matahari. Di Kanada pun begitu. Hanya saja, di negeri empat musim ini siklus terbit dan terbenamnya matahari selalu berubah. Di musim dingin, matahari terbit pukul 8 atau 9 pagi dan terbenam pukul 5 sore. Sebaliknya di musim panas, matahari bisa terbit sejak pukul 4 pagi dan terbenam pukul 9.30 atau pukul 10 malam! Jadi karena Ramadhan kali jatuh tepat di musim panas, maka umat muslim di Kanada dan sekitarnya harus berpuasa setidaknya selama 18 jam sehari. Silahkan anda membayangkan sendiri bagaimana rasanya waktu imsak pukul 3 subuh dan buka puasa pukul 9 malam, hehehe...

2. Cuaca
Suhu udara pada musim panas di kota Regina bagi saya malah cenderung dingin. Suhu terpanas yang saya rasakan adalah 24 derajat Celcius. Tapi berbeda dengan di Indonesia yang panas dan lembap, disini tingkat kelembapan sangat rendah, terkadang hanya sekitar 35 persen. Ini menyebabkan kita mudah dehidrasi. cepat haus dan kulit menjadi kering. Bisa diantisipasi dengan memakai lotion yang kadar airnya tinggi dan minum banyak air putih. Tapi berapa banyak sih air putih yang bisa kita minum saat sahur biar bisa tahan sampai 18 jam? Kalau dipaksakan malah jadi kembung :(

3. Makanan
Salah satu hal yang selalu saya tunggu-tunggu di bulan puasa adalah belanja penganan khas berbuka puasa yang di Indonesia banyak tersedia mulai dari pinggir jalan sampai mal. Disini, jangankan penganan khas buka puasa, restoran atau warung makan yang menyediakan makanan halal saja bisa dihitung jari. Mereka pun tutup selama bulan puasa. Jadilah saya harus menyiapkan menu buka puasa dan sahur sendiri. Saya jadi hobi mencari resep masakan Indonesia di internet dan langsung mempraktekkan di dapur. Tidak sulit untuk mendapatkan bahan makanan halal karena ada cukup banyak toko daging halal di Regina. Bahkan supermarket terbesar pun selalu menyediakan box khusus daging sapi dan ayam halal, lengkap dengan tulisan" Ramadan Kareem". Di Regina yang berpenduduk sekitar 200 ribu jiwa ada sekitar 4000 warga muslim, kebanyakan imigran dari Pakistan, India, Bangladesh dan Afrika.

Dengan segala perbedaan diatas, saya tetap berusaha kuat menjalani puasa pertama saya di Kanada. Tapi saya harus mengakui, saya butuh banyak latihan untuk bisa menjalankan ibadah ini dengan sempurna. Total puasa saya hanya 10 hari, sisanya bolong karena tidak kuat dan berhalangan. Suami saya yang muallaf malah lebih kuat, cuma bolong 4 hari. Bahkan pada malam Idul Fitri saya malah jatuh sakit, justru setelah selesai menyiapkan makanan untuk berlebaran seperti rendang, lontong dan soto ayam :(

PS: Alhamdulillah utang puasa saya lunas, musim dingin ini saya rajin puasa karena waktunya lebih singkat, hehehe :)


Sunday, February 10, 2013

Pindah ke Kanada

Enam tahun yang lalu, meninggalkan Indonesia untuk menetap di negara lain apalagi yang sejauh Kanada tidak pernah sedikitpun terbersit di benak saya. Saat itu saya baru memulai karir sebagai pekerja NGO, punya segudang mimpi untuk sukses dan bisa mewujudkan cita-cita untuk jalan-jalan keliling dunia. Yah, pengen jalan-jalan aja, abis itu pulang ke negeri tercinta. Saya terlalu cinta Indonesia untuk kepikiran mau meninggalkannya dan menetap di negara asing. Saya merasa negeri kita sudah punya semuanya, yang baik-baik maupun yang tidak baik. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, jadi apapun kata orang saya tetap cinta Indonesia.

Tapi satu keputusan paling penting dalam hidup saya mengubah semuanya. Di awal tahun 2012, saya dilamar oleh seorang pria berkebangsaan Kanada yang sudah saya kenal selama hampir lima tahun. Sebelum mengambil keputusan, saya banyak berpikir, termasuk dimana kami akan menetap. Dia pegawai tetap di sebuah BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi di Kanada. Sementara saya sedang menikmati bekerja di sebuah NGO asal Belanda yang bergerak dibidang energi terbarukan. Gaji pun lebih dari lumayan untuk ukuran orang Indonesia. Jadi kami banyak berdiskusi soal rencana setelah menikah. Kami pun membatasi pilihan antara menikah dan tinggal bersama dengan konsekuensi salah satu harus berkorban melepaskan pekerjaan, atau tidak ada pernikahan sama sekali. Tentu saja kami memilih yang pertama, tapi siapa yang harus berkorban? Singkat cerita, akhirnya saya menerima lamarannya setelah sepakat bahwa saya akan keluar dari pekerjaan saya dan ikut suami ke Kanada. Pertimbangan utama kami tentu saja karena dia punya pekerjaan tetap, sementara saya seperti nomaden, pindah dari satu NGO ke NGO lain dengan ketidakpastian masa depan. Hal lainnya adalah, dia sudah pernah tinggal di Indonesia selama satu tahun, jadi sudah punya pengalaman lah soal negeri ini. Sementara saya baru sekali ke Kanada, itupun hanya jalan-jalan singkat. Jadi akan menjadi petualangan yang sangat menantang bagi saya untuk mencoba menetap di Kanada yang segalanya berbeda dengan Indonesia. Trust me when i say, pengalaman jalan-jalan sangat jauh berbeda dengan menetap, dimana kita harus hidup dan belajar mengenai budaya, menyesuaikan diri dengan cuaca, dan yang paling penting, selera makan juga harus berubah.

Akhirnya, kami menikah pada bulan Mei 2012. Tiga hari setelah menikah, suami saya, Al, kembali ke Kanada. Sementara saya masih tinggal untuk mengurus visa dan resign dari pekerjaan saya. Alhamdulillah permohonan visa saya diterima dan bulan Juli 2012, saya pun terbang Kanada. Setelah menghabiskan kurang lebih 30 jam penerbangan yang sangat melelahkan melewati separuh bumi (transit di Hong Kong dan Vancouver) tibalah saya di kota Regina, provinsi Saskatchewan, yang berada dibagian barat Kanada, dimana suami saya menetap. Dan, disinilah kisah saya di Kanada bermula.........

TO BE CONTINUED

Selamat datang !

Entah sudah berapa lama saya tidak nge-blog. Mungkin tujuh atau delapan tahun yang lalu. Ketika ingin mulai lagi, ada banyak keraguan alias pikiran negatif yang timbul di kepala saya. Siapa yang akan membaca tulisan saya; atau apakah tulisan saya cukup menarik sehingga ada yang tertarik untuk mengunjungi blog ini; saya ini bisa nggak sih nulis? Dan lain sebagainya. Tapi sesuatu yang besar selalu harus dimulai dari sesuatu yang kecil, right? Saya sudah melepaskan banyak hal yang bisa saja menjadi besar dalam kehidupan saya hanya karena keraguan yang datang dari diri sendiri. Sekarang, saya memutuskan untuk memulai lagi, dan semoga tidak akan berhenti. Kalaupun tidak ada yang membaca tulisan saya, paling tidak ini bisa menjadi dokumentasi pribadi yang bisa saya kunjungi setiap saat. Semoga seiring berjalannya waktu dan banyak membuat tulisan, saya bisa melatih diri saya sendiri untuk menulis lebih baik. Wish me luck :)