Sunday, March 17, 2013

Ramadhan di Kanada

Saya tiba di Kanada 9 hari menjelang Ramadhan tahun 1433H/ 2012. Disaat Pemerintah dan masyarakat Indonesia masih berdebat tentang kapan jatuhnya 1 Ramadhan, disini asosiasi warga muslim provinsi Saskatchewan jauh-jauh hari sudah menyebarkan jadwal Imsakiyah Ramadhan melalui website dan mengumumkan bahwa 1 Ramadhan di Kanada jatuh tanggal 20 Juli 2012.
Seumur hidup baru kali ini saya  menjalankan ibadah puasa di negeri orang. Selain itu, pertama kali juga menjalani puasa setelah menikah. Bagi saya, inilah Ramadhan yang paling berkesan semenjak saya mulai mengenal puasa. Kenapa begitu?

1. Durasi Puasa
Durasi puasa di Indonesia biasanya antara 12 - 14 jam, tergantung siklus terbit dan terbenamnya matahari. Di Kanada pun begitu. Hanya saja, di negeri empat musim ini siklus terbit dan terbenamnya matahari selalu berubah. Di musim dingin, matahari terbit pukul 8 atau 9 pagi dan terbenam pukul 5 sore. Sebaliknya di musim panas, matahari bisa terbit sejak pukul 4 pagi dan terbenam pukul 9.30 atau pukul 10 malam! Jadi karena Ramadhan kali jatuh tepat di musim panas, maka umat muslim di Kanada dan sekitarnya harus berpuasa setidaknya selama 18 jam sehari. Silahkan anda membayangkan sendiri bagaimana rasanya waktu imsak pukul 3 subuh dan buka puasa pukul 9 malam, hehehe...

2. Cuaca
Suhu udara pada musim panas di kota Regina bagi saya malah cenderung dingin. Suhu terpanas yang saya rasakan adalah 24 derajat Celcius. Tapi berbeda dengan di Indonesia yang panas dan lembap, disini tingkat kelembapan sangat rendah, terkadang hanya sekitar 35 persen. Ini menyebabkan kita mudah dehidrasi. cepat haus dan kulit menjadi kering. Bisa diantisipasi dengan memakai lotion yang kadar airnya tinggi dan minum banyak air putih. Tapi berapa banyak sih air putih yang bisa kita minum saat sahur biar bisa tahan sampai 18 jam? Kalau dipaksakan malah jadi kembung :(

3. Makanan
Salah satu hal yang selalu saya tunggu-tunggu di bulan puasa adalah belanja penganan khas berbuka puasa yang di Indonesia banyak tersedia mulai dari pinggir jalan sampai mal. Disini, jangankan penganan khas buka puasa, restoran atau warung makan yang menyediakan makanan halal saja bisa dihitung jari. Mereka pun tutup selama bulan puasa. Jadilah saya harus menyiapkan menu buka puasa dan sahur sendiri. Saya jadi hobi mencari resep masakan Indonesia di internet dan langsung mempraktekkan di dapur. Tidak sulit untuk mendapatkan bahan makanan halal karena ada cukup banyak toko daging halal di Regina. Bahkan supermarket terbesar pun selalu menyediakan box khusus daging sapi dan ayam halal, lengkap dengan tulisan" Ramadan Kareem". Di Regina yang berpenduduk sekitar 200 ribu jiwa ada sekitar 4000 warga muslim, kebanyakan imigran dari Pakistan, India, Bangladesh dan Afrika.

Dengan segala perbedaan diatas, saya tetap berusaha kuat menjalani puasa pertama saya di Kanada. Tapi saya harus mengakui, saya butuh banyak latihan untuk bisa menjalankan ibadah ini dengan sempurna. Total puasa saya hanya 10 hari, sisanya bolong karena tidak kuat dan berhalangan. Suami saya yang muallaf malah lebih kuat, cuma bolong 4 hari. Bahkan pada malam Idul Fitri saya malah jatuh sakit, justru setelah selesai menyiapkan makanan untuk berlebaran seperti rendang, lontong dan soto ayam :(

PS: Alhamdulillah utang puasa saya lunas, musim dingin ini saya rajin puasa karena waktunya lebih singkat, hehehe :)